PendidikanSejarah

Apa Perbedaan Konsep Berpikir Sinkronik dan Diakronik?

Pelitadata.com – Dalam mempelajari sejarah, cara berpikir sangat menentukan kualitas pemahaman kita terhadap suatu peristiwa. Sejarah bukan sekadar deretan tahun dan peristiwa, melainkan juga proses analisis tentang bagaimana peristiwa itu terjadi dan apa maknanya. Di sinilah muncul dua konsep penting dalam kajian sejarah, yaitu berpikir sinkronik dan diakronik.

Keduanya sering digunakan oleh sejarawan maupun pelajar untuk menelaah suatu peristiwa, tetapi dengan sudut pandang yang berbeda. Artikel ini akan membahas secara sistematis apa itu berpikir sinkronik, berpikir diakronik, serta perbedaan di antara keduanya.

Konsep Berpikir Sinkronik

Berpikir sinkronik berasal dari kata syn (bersama) dan chronos (waktu). Dalam kajian sejarah, berpikir sinkronik berarti mempelajari peristiwa dalam ruang dan waktu tertentu, tanpa melihat perkembangan peristiwa sebelum atau sesudahnya.

Ciri-Ciri Berpikir Sinkronik

  • Fokus pada satu periode waktu yang spesifik.
  • Analisis dilakukan secara horizontal, menekankan hubungan antarunsur pada masa tertentu.
  • Tidak menekankan aspek kronologis atau perkembangan jangka panjang.

Contoh Penerapan

Ketika mempelajari kehidupan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Belanda di awal abad ke-20, pendekatan sinkronik akan membahas kondisi sosial, ekonomi, dan politik saat itu tanpa menelusuri bagaimana perubahan itu terjadi sejak masa sebelumnya.

Konsep Berpikir Diakronik

Berbeda dengan sinkronik, konsep diakronik berasal dari kata dia (melalui) dan chronos (waktu). Berpikir diakronik dalam sejarah berarti mempelajari peristiwa berdasarkan urutan waktu, sehingga lebih menekankan pada proses dan perkembangan yang terjadi dari masa ke masa.

Ciri-Ciri Berpikir Diakronik

  • Fokus pada aspek kronologis atau perjalanan waktu.
  • Analisis dilakukan secara vertikal, menekankan perkembangan suatu peristiwa.
  • Menjelaskan sebab, akibat, serta kesinambungan peristiwa sejarah.

Contoh Penerapan

Ketika mempelajari perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan, pendekatan diakronik akan menguraikan perjalanan panjangnya: mulai dari perlawanan rakyat terhadap penjajah, lahirnya organisasi pergerakan, hingga proklamasi kemerdekaan tahun 1945.

Perbedaan Sinkronik dan Diakronik

Agar lebih mudah dipahami, berikut perbandingan keduanya:

Aspek Sinkronik Diakronik
Fokus kajian Ruang dan waktu tertentu Perubahan sepanjang waktu
Cara analisis Horizontal (membandingkan pada satu masa) Vertikal (mengikuti urutan kronologi)
Hasil kajian Gambaran mendalam suatu periode Penjelasan proses perubahan dan perkembangan
Kelebihan Detail pada satu titik waktu Memahami hubungan sebab-akibat

Keduanya jelas berbeda, namun justru saling melengkapi dalam memahami sejarah secara utuh.

Pentingnya Menggabungkan Kedua Konsep

Sejarah akan lebih kaya makna jika dipelajari dengan menggunakan kedua cara berpikir ini secara bersamaan. Dengan sinkronik, kita mendapatkan gambaran mendalam tentang kondisi masyarakat pada satu masa tertentu. Dengan diakronik, kita memahami bagaimana kondisi itu terbentuk serta bagaimana ia berubah di masa berikutnya.

Menggabungkan keduanya membantu kita melihat sejarah tidak hanya sebagai cerita yang berurutan, tetapi juga sebagai potret kehidupan manusia yang kompleks dalam ruang dan waktu.

Kesimpulan

Berpikir sinkronik dan diakronik merupakan dua pendekatan penting dalam memahami sejarah. Sinkronik menekankan analisis mendalam pada satu masa tertentu, sedangkan diakronik menelusuri perubahan peristiwa secara kronologis.

Perbedaan keduanya bukanlah pertentangan, melainkan saling melengkapi. Dengan memadukan kedua konsep ini, kita dapat memperoleh pemahaman sejarah yang lebih komprehensif, baik dari segi proses maupun kondisi kehidupan masyarakat pada suatu masa.

Related Articles

Back to top button