PendidikanSejarah

Benteng yang Dibangun Spanyol di Maluku Yaitu?

Pelitadata.com – Indonesia merupakan negara dengan peninggalan sejarah yang sangat beragam, mulai dari arsitektur, budaya, sistem tata negara, hingga bahasa.

Salah satu peninggalan yang masih bisa ditemui hingga saat ini adalah arsitektur atau bangunan. Ada banyak bangunan bersejarah yang menjadi saksi negara Indonesia pernah dijajah dan melakukan perjuangan untuk meraih kemerdekaan.

Bangunan arsitektur bersejarah salah satu yang masih bertahan hingga saat ini adalah benteng. Ada cukup banyak benteng peninggalan penjajah di Indonesia, termasuk yang ada di Maluku.

Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan menjawab soal sekaligus belajar tentang benteng yang dibangun oleh Spanyol di Maluku.

Pertanyaan Lengkap

Benteng yang dibangun Spanyol di Maluku yaitu?

A. Benteng Tahula
B. Benteng Barna
C. Benteng Sao Paulo
D. Benteng Tolokko

Kunci Jawaban

A. Benteng Tahula

Jawaban yang benar untuk pertanyaan tersebut adalah A. Benteng Tahula. Benteng Tahula adalah peninggalan Spanyol yang terletak di Pulau Tidore, Maluku Utara. Pembangunannya dimulai pada tahun 1607 oleh Gubernur Spanyol pertama di Maluku, Juan de Esquivel, namun sempat terhenti karena kekurangan tenaga kerja.

Pembangunan dilanjutkan pada tahun 1610 oleh Gubernur Cristóbal de Azqueta Menchaca dan selesai pada tahun 1615 di bawah pemerintahan Gubernur Don Jerónimo de Silva. Benteng ini awalnya diberi nama Santiago de los Caballeros de Tidore dan berfungsi sebagai pusat pertahanan dan pengawasan perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut.

Setelah Spanyol meninggalkan Maluku pada tahun 1662, benteng ini sempat dihancurkan oleh Belanda pada tahun 1707. Namun, Sultan Tidore Hamzah Fahroedin mengajukan agar benteng ini tidak dihancurkan dan dijadikan tempat tinggal keluarga Kesultanan Tidore di bawah pengawasan Belanda. Dengan demikian, benteng ini tetap terjaga hingga saat ini dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Pulau Tidore.

Benteng Tahula memiliki struktur yang unik, dibangun di atas batuan karang di titik tinggi yang strategis untuk mengamati wilayah perairan dan daratan Tidore. Meskipun sebagian besar bangunan telah mengalami kerusakan, sisa-sisa benteng ini masih dapat dilihat dan menjadi saksi bisu sejarah perjuangan bangsa Spanyol di Maluku. Benteng ini juga menjadi simbol dari persaingan antara bangsa Eropa dalam menguasai jalur perdagangan rempah-rempah di Nusantara.

Related Articles

Back to top button